Selasa, 28 Februari 2017
di
19.55
|
Menjelang tayang film The Amazing Spider-Man atau biasa disebut Spider-Man 4, saya makin banyak mendengar komentar-komentar penuh tanya dari orang-orang. Maklum, The Amazing Spider-Man memang seakan mengulang cerita kembali dari awal kisah Peter Parker mendapatkan kekuatan super-nya. Jadilah banyak yang bertanya-tanya, kok, ceritanya diulang lagi? Tapi, kok, beda ceritanya? Mana yang betul?
Nggak cuma pertanyaan, kritikan negatif pun mampir ke film yang rencananya tayang Juli 2012 nanti ini. Mulai dari Peter Parker-nya yang bertampang culun, kurus, dan nggak cool, sampai kritikan seputar gaya Spider-Man yang genit, cerewet, dan sok keren. Intinya, film Spider-Man yang tayang sebelumnyalah yang lebih keren.
Ada juga yang protes soal kemunculan Gwen Stacy. Katanya, kok, pacarnya Spider-Man bukan Mary Jane? Terus, sesekali juga saya dengar protes soal kemampuan melempar jaringnya Spider-Man. Soalnya, di The Amazing Spider-Man, jaringnya nggak keluar langsung dari pergelangan, melainkan dari mesin yang ia pasang di pergelangan. Nah, lho?
Well, yeah, sebagai penggemar superhero bikinan Stan Lee ini, jujur kuping saya sedikit panas pengen menjawab satu demi satu komentar-komentar tersebut. Pasalnya, yang diragukan banyak orang kalau The Amazing Spider-Man ini adalah cerita "palsu", pada kenyataan justru film inilah yang mengambil cerita Spider-Man "plek-plek" langsung dari komiknya yang berjudul sama.
Spider-Man memang punya banyak versi cerita. Terlebih setelah dibuat beberapa versi film dan kartunnya. Itu sebabnya, akhirnya nggak ada patokan tertentu mana cerita yang sebenarnya. Tetapi, buat penggemar Spider-Man, cerita yang diangkat dari komik The Amazing Spider-Man adalah yang paling dianggap baku. Karena inilah komik pertama dan yang paling lama berlanjut serialnya di antara komik-komik Spider-Man lainnya.
 |
| cover komik The Amazing Spider-Man |
Nah, di komik inilah kita bisa menemukan sosok Peter Parker sebenarnya. Dibesarkan sebagai yatim-piatu oleh Paman dan Bibinya (Uncle Ben dan Aunt May), Peter tumbuh jadi remaja yang kikuk, minderan, pemalu, pendiam, nerd, dan nggak punya banyak teman. Temannya justru pelajaran dan percobaan-percobaan Kimia dan Fisika. Itu sebabnya, Peter Parker punya banyak kolega profesor dan orang pintar.
 |
Nah, begitu jadi Spider-Man, di balik topeng jaringnya, Peter Parker berubah 180 derajat. Mungkin karena ditutup topeng, dia jadi bebas berekspresi. Kalau baca komiknya, kita akan sering mendapati Spider-Man suka teriak-teriak sambil gelantungan. Bahasanya juga kacau, nakal, suka ngejek, dan cerewet. Kalau nggak percaya, coba, deh, sesekali main salah satu video game Spider-Man (rekomendasi: Spider-Man: Shattered Dimensions). Dijamin pasti kita nggak tahan dengar ocehannya yang rewel.
Nah, soal jaring, di The Amazing Spider-Man memang diceritakan kalau jaring yang ia pakai untuk gelantungan dan mengalahkan musuh-musuhnya memang nggak keluar begitu saja dari tangannya. Tapi lewat alat canggih yang dia bikin jadi gelang di pergelangan tangannya. Selain membuktikan kejeniusan seorang Peter Parker, ini juga menunjukkan rasionalitas jalan cerita. Alih-alih sok magis, The Amazing Spider-Man didesain serba logis.
 |
Nggak heran kalau ke mana-mana, Spider-Man selalu pakai gembolan tas jaring di punggungnya untuk stok. Ini juga yang bikin seru petualangan Spider-Man. Soalnya ada kalanya saat lagi melarikan diri dari musuh atau berusaha mengalahkan musuh, Si Muka Jaring ini kehabisan stok jaring. Jadilah dia harus putar otak untuk tetap bisa menang.
Nah, kalau soal Gwen Stacy bagaimana? Bagian ini, nih, yang seru. Sebenarnya, di komik pertama Spider-Man (which is The Amazing Spider-Man), cewek berambut pirang inilah first true love-nya Peter Parker. Soalnya, cuma cewek ini yang menghargai kejeniusan Peter Parker dan hobinya nongkrong di laboratorium. Cewek ini juga yang beberapa kali mati-matian biar bisa jadian sama Peter Parker.
Sayang, cewek bernama lengkap Gwendolyn Stacy ini harus mati saat Spider-Man berhadapan dengan Green Goblin. Uniknya, kematian Gwen sekaligus menandakan matinya era keperakan komik (Silver Age of Comics) di Amerika. Widiiih!
Baca: Cerita sedih kematian Gwen di sini
Ya, di era Perak Komik, superhero digambarkan sebagai sosok ideal yang nggak pernah kalah dan selalu berhasil menolong orang lain. Tapi, begitu Spider-Man gagal menyelamatkan cewek yang ia cintai, runtuhlah era ini. Ternyata superhero juga manusia! Bisa gagal!
Nah, Mary Jane muncul setelahnya. Setelah Peter kuliah. Dan cinta rumitnya sebagai superhero, manusia biasa, sekaligus pecinta bercampur jadi satu dan mewarnai kisah hidup Peter Parker selanjutnya yang penuh romantika. Itu sebabnya, kisah Peter Parker dan Mary Jane jadi lebih melegenda dibanding saat ia bersama Gwen Stacy.
Sebenarnya, di Spider-Man 3 (waktu masih diperankan oleh Tobey Maguire), sempat ada scene kemunculan Gwen Stacy (diperankan oleh Bryce Dallas Howard). Tapi waktu itu, kita semua nggak sadar (termasuk saya, hehehe....). Nah, barulah kali ini, di The Amazing Spider-Man, Gwen Stacy muncul jadi tokoh utamanya. Pemerannya pun lebih cantik, menurut saya, bahkan kalau dibandingkan dengan pemeran Mary Jane. Yap, Emma Stone.
Nah, sesudah baca blog saya ini, mudah-mudahan nggak ada lagi, tuh, keraguan tentang The Amazing Spider-Man yang akan tayang nanti. Karena, film itu dibuat dengan latar cerita langsung dari komiknya, bernuansa lebih gelap, lebih teenage, lebih manusiawi, dan dramatis.
Diposting oleh
Aji Prayoga
1 komentar:
Borgata Hotel Casino & Spa Announces New Nightly
Borgata 창원 출장안마 Hotel 아산 출장안마 Casino & 남양주 출장샵 Spa Announces New Nightly 시흥 출장마사지 Special Event for New Year's Eve This event will be held 충주 출장마사지 on September 21, 2019 at the Borgata Hotel Casino
Posting Komentar